Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Pengambilan Gambar

Diposting oleh Cing Lung | | Posted On Senin, 08 November 2010 at 06.11


TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR

1     Menguasai Teknik  pengambilan gambar produksi
1.1    Memilih dan menyiapkan bahan dan peralatan  shooting
1.2    Men-set-up dan mengoperasikan kamera video dasar
1.3    Mengisi dan merawat battery selama pengambilan gambar
1.4    Mengoperasikan kamera
1.5    Menata kabel-kabel kamera
1.6    Mengoperasikan clapper board.
2     Membuat Story Board aplikasi multimedia
2.1    Menidentifikasi kebutuhan
2.2    Merencanakan alur isi
2.3    Medeskripsikan proses pelaksanaan dalam Story board.
3     Menggunakan Peralatan tata cahaya.
3.1  Mengidentifikasi dasar tata cahaya
3.2  Mengidentifiksdi efek cahaya
3.3  Menyiapkan operasi lighting



5.1  Pengambilan Gambar Menggunakan Scanner

Image Scanner atau alat pemasok data gambar merupakan peralatan eksternal yang dapat diintegrasikan dengan perangkat computer sehingga data gambar dapat dimanipulasi sesuai kebutuhan. Pada peralatan image scanner generasi baru, image scanner dapat diintegrasikan dengan printer sehingga hasil scan image dapat  langsung dicetak tanpa bantuan komputer, tetapi gambar tidak dapat diedit atau dimanipulasi dan hasilnya pun kurang memuaskan.




5.2  Konsep Integrasi Peralatan Image Scanner
Image Scanner berintegrasi dengan komputer dengan perangkat keras maupun perangkat lunak tambahan. Perangkat keras tambahan dapat berupa kabel dan card interface jika image scanner tersebut tidak memiliki port yang siap dipasangkan dengan port terminal komputer. Sedangkan perangkat lunak tambahan yaitu driver image scanner yang berupa program aplikasi dan harus diinstall pada komputer yang tersambung dengan peralatan image scanner tersebut.
Perangkat keras tambahan yang bersifat hardware dan software bekerja bersama-sama untuk menampilkan hasil scanning image kelayar komputer.
5.3  Langkah Kerja

5.3.1      Instalasi Perangkat Keras

Instalasi perangkat keras adalah pemasangan kabel data dari scanner ke komputer dan kabel power dari scanner ke sumber daya listrik. Jika image scanner yang akan diintegrasikan dengan computer tidak memiliki port yang siap dipasangkan dengan port yang tersedia pada komputer maka diperlukan card interface yang memiliki port yang sesuai dengan jenis kabel data image scanner. Misalnya saja SCSI card, USB card dan lain lain.
Image scanner dan peralatan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut :
1.    Petunjuk berikut ini adalah cara instalasi image scanner :
2.    Letakkan scanner pada posisi yang memungkinkan kabel-kabel dapat terjangkau ke perangkat komputer.
5.3.2      Mengkoneksikan image scanner ke komputer :

Koneksi menggunakan kabel USB :

1.   Sambungkan ujung kabel USB yang lainnya ke port USB komputer.
2.   Tekan tombol Power pada panel untuk menghidupkan image scanner.
5.3.3      Instalasi Perangkat Lunak

Instalasi perangkat lunak adalah instalasi driver image scanner yang biasanya disertakan oleh vendor pembuat image scanner tersebut.
Karena hasil akhir image scanning dan hasil manipulasinya sebagai file multimedia maka diperlukan perangkat lunak lain yang dapat memanipulasi gambar hasil image scanner
Adobe PhotoShop. Instalasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
1.    Klik menu        Start > Setting > Control Panel, seperti pada Kumpulan dari tool sebagai tool penunjang.

2.    Dobel klik Add/Remove Programs sehingga tampil kotak dialog seperti pada Add/Remove Programs


3.    Masukan CD Installer Klik OK
4.    Masukkan CD driver image scanner,kedalam CD ROM maka akan tampil menu auto Run dari dari Cd tersebut sehingga tampil kotak dialog sebagai berikut :
Klik OK, sehingga keluar kotak menu lanjutan
Klik kotak Look in, lalu pilih CD ROM yang memuat driver images canner. Pilih Bahasa yang akan digunakan Klik Install, lalu ikuti perintah instal dari menu instalasi sampai dengan selesai.

Beri tanda Cheklist software yang akan di install lalu klik Install

Maka akan muncul tampilan sebagai berikut lalu klik install ini berarti proses installasi akan di mulai
Sebagai informasi untuk pengguna maka perlu di isi data pada box sebagai berikut.

Isi nama user pada kolom user name kemudian pada kolom Organisation bisa di isi dengan pekerjaan, tempat kerja ataupun company profile.
Lalu klik Next


Setelah proses installasi selesai maka akan muncul box sebagai berikut, lalu klik Finish, bersarti proses installasi telah selesai.

Setelah itu akan muncul tampilan  berikutnya, untuk mengakhiri proses installasi lalu klik exit, akan tetapi untuk mengeksekusi installasi benar-benar berhasil, maka ceklis Restart sehingga computer akan me Restart.

5.3.4      Prinsip Kerja Image Scanner

Image Scanner adalah alat yang bekerja berdasarkan cahaya optic yang memantulkan sinar yang mengenai obyek tertentu sehingga pantulan gambar tersebut akan mirip dengan gambar aslinya. Prosespencahayaan diatur oleh prosedur operasi yang dapat diatur melalui tombol scanner atau melalui peralatan komputer yang telah diintegrasikan dengan image scanner tersebut.
Gambar fisik (lukisan atau foto) yang akan di-scan diletakkan pada image pad scanner dengan posisi yang telah ditentukan agar diperoleh gambar hasil scan yang tegak dan menempati area sinar pencahayaan.
Ukuran gambar yang dapat di-scan dapat diambil dari berbagai ukuran, tetapi ukuran gambar maksimal ditentukan oleh tipe scanner yang digunakan. Misalnya saja image scanner ukuran A3, maka ukuran gambar yang dapat di-scan  adalah ukuran A3.

Pengaturan area gambar fisik yang di-scan dapat pula diatur melalui peralatan komputer, sehingga gambar fisik berukuran besar tidak harus diambil seluruhnya walaupun sinar scanner dapat menjangkau seluruh permukaan gambar fisik tersebut.

Gambar fisik yang di-scan akan ditampilkan ke layar komputer sesuai dengan area yang dipilih. Tampilan ke layar komputer akan terjadi jika driver image scanner tersebut telah diinstal. Proses selanjutnya akan dilanjutkan dalam aplikasi multimedia yang menerima hasil scanner tersebut.
5.3.4      Mengoperasikan Image Scanner

Scanning Image atau men-scan gambar yaitu memproses pengambilan file gambar (soft image) dari gambar fisik (hard image) menggunakan image scanner. Gambar fisik dapat berupa lukisan, tulisan maupun
foto. dalam kegiatan belajar ini akan mengambil gambar atau lukisan sebagai sumber untuk di-scan kemudian hasilnya digunakan sebagai file sumber multimedia. Pengambilan gambar sebagai file teks (tulisan) tidak akan dibahas disini.
Pengambilan gambar dipersiapkan sebagai pengambilan sebagian dari gambar fisik yang diletakkan dalam image pad pada scanner. Hal inisekaligus menjelaskan metode pemotongan area scanning.

*       Langkah Kerja

Pengoperasian scanner biasanya dapat dilakukan dengan menjalankan Programyang disertakan  oleh   Produsen scanner, misalnya Canon . Berikut ini langkah










pengoperasian scanner dengan VistaScan. VistaScan dapat dijalankan secara independen dengan menuStart > Program > canon scanner> atau dengan lebih dahulu menjalankan Adobe PhotoShop kemudian memanggil program Canon Scanmelalui menu

*       Mengopersikan image scanner

Berikut ini langkah-langkah dan penjelasan prosedur menjalan-kan image scanner sesuai user manual:

Tekan tombol Power pada panel image scanner,
1.    Indikator power (LED), jika telah menyala maka image scanner telah siap digunakan
2.    Tekan tombol power sekali lagi untuk mematikan
*       Meletakkan dokumen tunggal (mono sheet) pada image scanner

Masukkan dokumen pada ADF chute dan luruskan tepi kanan kiri dan atas bawah dokumen tersebut seperti pada gambar 5-11 berikut ini:

*       Langkah –langkah Scan Foto
Untuk melakukan scanning foto atau gambar menggunakan scanner dapat menggunakan software utility bawaan

dari scanner yang dibeli. Pada contoh di bawah ini software yang digunakan yaitu ScanGear CS software bawaan jika menggunakan Scanner merk Canon. Berikut langkah-langkah menggunakan ScanGear CS, yaitu :
1.    Klik Start à Programs àCanon à Scangear CS.
2.    Maka akan muncul seperti tampilan berikut, Area sebelah kiri adalah Area Preview untuk gambar yang di scan, Area sebelah kanan adalah area untuk seting scanner.
3.    Pada area seting terdapat 3 tabulasi : Simple Mode, Advanced Mode, Multi Scan. Pilih Simple Mode.



Pada tabulasi Simple Mode terdapat beberapa konfigurasi yang dapat di ubah. Pertama Select Source yaitu setingan untuk memilih apakah data yang akan di scan berwarna, hitam putih, grayscale.
4.    Untuk melakukan scan foto maka pilihlah Photo(color).
5.    Pada setingan yang kedua dapat merubah konfigurasi Display Preview Image.Pada proses seting ini dapat merubah Destination yaitu untuk merubah resolusi hasil scan (untuk resolusi tergantung dari kekuatan scanner yang dipakai). Satuan resolusi yang dipakai sama dengan printer yaitu dpi(Dot Per Inch) lebih besar resolusi(DPI) maka lebih baik pula gambar yang dihasilkan.
6.    Setingan Output Size digunakan untuk memilih/mengatur ukuran gambar yang akan dihasilkan.
7.    Dan yang ketiga untuk memulai melakukan scanning, Yaitu Scan.
8.    Untuk melihat hasil scan sebelum di simpan pada storage Anda dapat klik tombol Preview.
9.    Jika tampilan setelah preview dinilai sesuai/atau baik maka untuk memulai proses scanning, klik Scan.
10.  Setelah proses Scan dilakukan maka akan muncul kotak dialog Save. Pada kotak dialog ini dapat memilih Type File yang akan digunakan dan lokasi untuk menyimpan File tersebut.
11.  Selain menggunakan ScanGear CS, juga dapat menggunakan CanonScan Toolboxs. Pada dasarnya
12.  proses scanning sama akan tetapi berbeda pada langkah scan.

13.  Jika menggunakan CanonScan Toolbox dapat memilih shortcut, data atau objek apa yang akan di scan.
14.  Seteleh dipilih maka akan muncul kotak dialog Save. Pada kotak dialog ini Anda dapat merubah konfigurasi diantaranta:  Select Source, Scan Mode, Image Quality, Paper Size.
15.  Setelah Setingan di atas di atur maka pilihlah File Type yang akan digunakan dan lokasi untuk menyimpan file tersebut.
16.  Setelah semua konfigurasi selesai klik Scan.




















































5.4    Menerapkan Prinsip-Prinsip Seni Fotografi Dan Desain Komunikasi Visual Untuk Multimedia

5.4.1      Pengantar
Jenis kamera yang digunakan dalam Multimedia sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
1.    Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah mela-kukan perekaman harus dipro-ses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
2.    Kamera film (cinema photography)Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film meng-hasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion.
Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
3.    Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis.
Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.
Kamera digital adalah sebuah alat elektronik untuk mengubah gambar (atau video) dengan mengganti pita film dengan sensor elektronik sehingga data gambar yang dihasilkan tidak lagi optis dan kimia, melainkan berupa data file digital yang akan lebih memudahkan untuk disimpan dan diedit.
Pada 2005 kamera digital instant mulai menyingkirkan kamera film saku dari pasaran. Ukurannya yang mengecil telah membuat kamera digital dapat dikombinasi dengan telepon genggam dan PDA.




Kamera diam digital (bahasa Inggris: digital still camera) adalah kamera yang digunakan untuk menangkap gambar diam. Biasanya golongan ini dibagi lagi menjadi menjadi tiga kelompok.
5.4.2      Tiga kelompok kamera diam(digital still camera)

*       Digital kompak atau kamera saku: Ini merupakan kamera digital yang paling umum, dan paling mudah digunakan, karena fungsinya yang serba otomatis, dengan bentuk yang kecil dan mudah dibawa. Rata-rata kamera jenis ini, pada jaman sekarang juga sudah dilengkapi fitur-fitur seperti kamera SLR (single lens reflect) atau prosumer, dan sudah bisa digunakan untuk zoom (jarak jauh) maupun makro (jarak dekat).

*       Kamera digital prosumer: Merupakan kamera digital kelas menengah dengan fungsi yang hampir menyerupai SLR, biasanya bentuknya sudah mirip SLR, namun dengan berat lebih ringan dan lebih kecil. Kamera jenis ini, lensanya tidak bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan, namun sudah dilengkapi dengan lensa tetap seperti fungsi zoom yang lebih jauh dibanding kamera saku (sampai di atas 10x), foto makro, dll.SLR digital biasanya memiliki sensor sembilan kali lebih besar dari kamera digital standar, dan ditujukan untuk para fotografer profesional dan pehobi serius. Lensa kamera SLR dapat diganti-ganti sesuai keperluan. Biasanya, produsen sudah menawarkan lensa standar (lensa kit), namun berbagai jenis lensa juga dijual secara terpisah, sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial. Kamera jenis SLR masih terbagi dari dua jenis, yakni SLR untuk sekedar hobi, atau SLR untuk pemakaian profesional murni yang tentunya kualitas hasil di atas kamera SLR hobi, tentunya tingkat harganya juga berbeda. Untuk kelas kamera SLR sendiri, menurut tingkat kualitas dan harganya juga sangat beragam. Termurah, berkisar 5-6 juta, kemudian puluhan juta, bahkan sampai ratusan juta rupiah seperti kamera merk Hasselblad Kamera digital bisa memiliki banyak fungsi dan alat yang sama dapat menyimpan foto, gambar video, ataupun rekaman suara. Berikut ini beberapa bagian dari kamera digital.

5.4.3      Bagian-bagian kamera digital

*       Body kamera
Body  kamera merupakan bagian utama dari sebuah kamera digital dimana sebuah bayangan gambar di rekam menjadi sebuah data digital. Badan kamera merupakan ruangan yang sama sekali kedap cahaya, namun dihubungkan dengan lensa yang darimana menjadi satu-satunya tempat cahaya akan masuk. Di dalam bagian ini cahaya yang difokuskan oleh lensa akan direkam.
*       LCD


LCD (Liquid Cristal Display) merupakan bagian kamera yang berfungsi untuk menampilkan gambar yang telah kita ambil. LCD juga berfungsi sebagai layar untuk membuat pengaturan beberapa fitur yang dimiliki oleh kamera digital

*       Lensa dan Cover Lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam.
Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer.
Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom.
Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto.
Kamera digital mempunyai lensa yang sangat sensitive. Sehingga lensa tidak boleh kotor atau tergores. Jika lensa kotor atau tergores maka gunakan cairan khusus pembersih lensa dengan kain kassa lembut yang juga khusus digunakan untuk membersihkan lensa. Cover lensa digunakan digunakan sebagai pelindung lensa dari debu, kotoran atau bahkan rusak karena tergores.
*       Memory
Kamera digital menyimpan data menggunakan sebuah kartu memori. Sampai sekarang ada 43 tipe kartu memori, yang paling terkenal biasanya di kenal dengan sebutan CF (Compact Flash) dan juga SD (Kartu Secure Digital) yang merupakan generasi lebih baru dari MMC atau MultiMediaCard. File yang tersimpan bisa bermacam tipe, bisa JPEG, GIF, TIFF, dan sebagainya. Biasanya jenis gambar yang di simpan di kamera digital dihitung berdasarkan jumlah pixel.
*       Blitz (atau lebih umum disebut lampu kilat atau flash)
Blitz merupakan media pembantu pencahayaan. Bagian ini biasanya daktifkan jika kita akan melakukan pengambilan gambar pada daerah yang gelap atau terkadang didalam ruangan yang kurang penca-hayaan.
*       Kabel Data
Kebanyakan digital kamera dihubungkan ke komputer melalui saluran USB, meskipun ada beberapa yang menggunakan firewire. Kabel data digunakan sebagai media penghubung antara kamera dengan komputer, sehingga terjadi komunikasi antara kamera dengan komputer
*       Aksesoris kamera
§  Sarung kamera dipakai sebagai pelindung kamera dari gesekan benda yang dapat mengakibatkan kamera lecet atau bahkan rusak. Fungsi lain dari sarung kamera yaitu sebagai media untuk  mengurangi goncangan pada kamera saat kamera terjatuh.
§  Tripod dipakai sebagai dudukan kamera ketika kamera bekerja dalam mengambil gambar. Dengan kata lain kamera tidak dipegang dengan tangan pemotret. Tripod digunakan untuk mengambil gambar dengan tingkat kepresisian yang tinggi.
§  Tali handle kamera. Digunakan sebagai media pengaman kamera sehingga bias kamera dapat dibawa dengan mudah.

5.5    Mengidentifikasi aturan-aturan dalam pemotretan objek (Third of rule)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang Umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.
Untuk mengerti cara kerja kamera, sebenarnya relatif mudah, yaitu dengan mempelajari manual book-nya. Dalam buku petunjuk penggunaan kamera tersebut, tertulis lengkap bagaimana mempergunakan kamera dan bagaimana perawatannya. Ikuti petunjuknya dengan seksama, maka dijamin kita menjadi pakar tentang kamera tersebut.
Mengerti cara kerja kamera, baru satu ketrampilan dasar. Syarat berikutnya untuk dapat bertutur dengan bahasa visual fotografi adalah ketrampilan mengatur komposisi. Pengaturan komposisi menjadi faktor penting karena sebuah gambar akan dinilai kualitasnya dari cara penyusunan elemen gambar yang ada. Dimana meletakkan obyek utama, bagaimana menjadikan obyek utama menonjol, siapa yang menjadi pusat perhatian, bagaimana mengatur irama, warna, bidang, dan sebagainya.

5.5.1      Manata Pencahayaan
Keterampilan dasar yang lain adalah tata cahaya. Meskipun fotografi membutuhkan cahaya, namun bukan sembarang cahaya yang dapat membentuk foto. Ada banyak pengaturan cahaya, yang mendasari pembuatan foto. Baik itu mengenai arah cahaya, maupun kualitas cahayanya. Ada lighting dari depan, samping, maupun dari belakang obyek. Ada juga cahaya yang soft, untuk memotret wanita dan anak-anak, dan cahaya yang hard untuk memotret pria.
Selain itu semua, dibutuhkan juga wawasan estetis dari setiap pemotret. Keindahan apa yang akan diungkapkan, sangat tergantung dari wawasan masing-masing orang. Bagi orang papua, esensi keindahannya tentu berbeda dibanding orang jawa. Oleh karena itu, idiom-idiom dan simbolisasi pun menjadi sangat relatif-subyektif. Semakin luas wawasannya, semakin kaya juga kemampuan daya ungkapnya.
Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar sehingga objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun "mood" suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek. Berbicara komposisi, selalu terkait dengan kepekaan dan "rasa" (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi yang baik. Dibawah ini merupakan panduan umum yang sangat sederhana dan biasa dipakai untuk menghasilkan komposisi sebuah foto yang baik. Kita juga dapat mulai belajar dan mengasah kepekaan dengan mengikuti panduan di bawah ini.
5.5.2      Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

5.5.3      Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve.
Didalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto.
Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon,ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain.. Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola
Garis ini dapat membuat komposisi foto.
menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.


5.5.4      Background (BG) dan Foreground (FG)
Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau didepan objek inti dari suatu foto. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek. Selain itu juga "mood" suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.










5.6    Memotret Objek.
Banyak ragam informasi yang da-pat diungkapkan pemotret kepada audiensnya, sehingga muncul isti-lah-istilah dan kategori dalam foto-grafi yang mengacu pada obyek pemotretannya, seperti : foto pemandangan, foto anak, foto model, foto still life (alam benda), foto produk, foto arsitektur, dan sebagainya.
Selain itu muncul juga istilah dalam fotografi yang mengaju pada tujuan pemo-tretannya, misal: foto komersial, foto seni, foto dokumentasi, foto jurnalistik, foto salon, dan lain sebagainya.
Berikut ini salah urutan langkah dalam melakukan pemotretan.

5.6.1      Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar.
Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan kita dapat mencetaknya dalam ukuran terbesar tanpa ancaman warna foto pecah. Selain itu kita juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki pada foto tersebut. Tidak ada gunanya jika kita membeli kamera digital dengan resolusi 5, 6, atau 8 megapiksel, tapi Kita tetap memasang mode ukuran gambar stkitar, dan bukan maksimum

5.6.2      Gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal.
Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkan gambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Kita tampak seperti aslinya, gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal.

5.6.3      Pakai tipe gambar JPEG.

JPEG, meskipun bersifat lossy (kurang jelas), bisa jadi merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, ketika Kita mengambil gambar dengan format JPEG, keuntungan yang diperoleh juga berlipat karena Kita bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop.
Kamera digital SLR biasanya memberikan pilihan apakah Kita ingin menggunakan format JPEG, TIF atau Raw. TIF biasa digunakan untuk reproduksi grafis yang berbau seni, misalnya pada majalah dan koran. Sementara Raw, menyimpan apa adanya tanpa pemrosesan gambardengan ilmu fotografi lebih lanjut.
Dibanding dengan TIF dan Raw, format JPEG lebih mudah dikelola dengan Photoshop. Kedua format tersebut (TIF dan Raw-red) hanya akan menambah pekerjaan Kita sewaktu akan diproses pada Photoshop.

5.6.4      Perhatikan White Balance (keseimbangan warna putih).

Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera digital Kita bisa membaca pewarnaan dari cahaya yang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untuk mengoptimalkan white balance.
Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agar Kita memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar.
5.6.5      Jangan lupa mengatur "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO".

Hasil gambar akan lebih jernih jika Kita menggunakan ISO rendah, namun sensitivitas kamera dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Sementara jika memakai ISO terlalu tinggi, seperti dilansir Dale laboratories, hanya akan menimbulkan noise pada gambar.

5.6.6      Optimalkan penggunaan Histogram.

Dengan menggunakan histogram Kita dapat melihat seberapa optimal sensitivitas sensor kamera dalam menangkap gambar.

5.6.7      Hindari menggunakan zoom secara digital.
Sebaiknya jangan menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (pixel) pada kamera menjadi boros. Coba gunakan zoom dari lensa saja, agar bisa menghemat penggunaan chip. Selain itu hasil bidikan, jika menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa dalam ilmu fotografi.

5.6.8      Belilah kartu Memori berkualitas profesional.

Kecepatan rekam pengambilan gambar dengan memakai memori yang berkualitas tinggi dapat mengimbangi teknologi kamera digital Kita. Misalnya dengan kartu memori berkecepatan 40x, dapat merekam 3 dari 10 jepretan berturut-turut dalam 1 detik. Sementara dengan memori 4x, Kita hanya bisa merekam 1 gambar dalam 3 detik.
Keuntungannya, dengan memori berkualitas tinggi Kita tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya pergeseran warna dalam foto.

5.6.9      Backup hasil foto dalam CD atau DVD.

Menyiapkan payung sebelum hujan adalah lebih baik. Pastikan backup seluruh kreasi foto-foto Kita dalam CD atau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive Kita rusak.




5.6.10   Pemproses hasil pemotretan

Menyimpan gambar hasil pemotretan pada media Memory card, Hardisk, CD
Membuat dokumentasi yang teratur mengenai penyimpanan media gambar hasil pemotretan. Sebagai contoh kita dapat melalukan penyimpanan file dengan cara membuat folder berdasarkan:
§  Waktu pengambailan gambar.
§  Tipe gambar situasi
§  Katagori gambar
§  Memilih Perangkat Lunak (Software) stkitar Multimedia.
§  Memilih dan mengoperasikan computer (Hardware) stkitar multimedia.
§  Memilih dan mengoperasikan peripheral stkitar Multimedia.
§  Memilih dan mengoperasikan Peralatan (Equipment) pendukung Multimedia Memilih dan mengoperasikan media penyajian Multimedia
Pertama buka dulu program photoshop CS2 atau sejenisnya. Tungu beberapa saat hingga muncul gambar dibawah ini :






5.7    Memberi effek bingkai pada photo

Seteh itu klik Menu File pada menubar diatas dan pilih --> New untuk membuat project baru. Maka setelah itu akan muncul kotak dialog properties New :


Tentukan Nama projectnya di kotak teksbox Name, lalu atur lebar serta tinggi untuk area kerja kita pada kotak listbox width (lebar) dan Height (tinggi) dan pilih satuan areanya.
Anda juga mengatur ukuran area kerja sesuai yang ada pada photoshop dengan memilih listbox Preset. Dan pilih sesuai keinginan anda missal kita memilih 1024 x 768.

Pastikan Color Mode RGB Color. Setelah itu klik OK. Maka akan muncul gambar berikut Sekarang pertama anda pilih dulu gambar yang akan diberi bingkai. Cara untuk memasukan gambar kedalam layar kerja adalah sebagai berikut :
Pertama Klik Menu File Lalu Pilih Open

Setelah klik anda diminta untuk memilih gambar mana yang akan dimasukan. Pilih sesuai keinginan anda lalu klik OK.
Setelah selesai maka akan muncul gambar yang anda Open misalkan contoh gambar yang diopen adalah gambar sekolah sebagai berikut :

Ciri – ciri gambar sudah diseleksi adalah ada garis putus – putus seperti pada gambar dibawah


Setelah terseleksi Klik Move Tool dan pindahkan gambar sekolah ke area kerja pertama atau ke gambar kosong yang pertama dibuat. Maka hasilnya akan seperti berikut.
Jika gambar sekolah atau gambar kedua menjadi kecil atau besar, maka aturlah ukurannya sesuai keinginan kita. Cara untuk mengaturnya yaitu tekan tombol CTRL+T. Setelah itu anda baru bisa mengatur lebar dan tingginya dan jika sudah selesai tekan tombol ENTER hingga seperti pada gambar diatas.
Untuk memberi bingkai pada gambar caranya yaitu klik Rectangle tool pada toolbar yang ada disebelah kiri lalu buat kotak seperi gambar berikut :

Jika suda selesai maka layer bertambah seperti pada gambar diatas yang ada disebelah kanan bawah yang dibulati oleh bulatan merah.
Supaya bingkai lebis bagus warnanya tidak hanya satu maka kita ubah menjadi warna gradient dengan cara mengklik kanan pada layer kotak yang dibuat. (lihat pada menu disebelah kanan bawah yang dibulati.). lalu pilih Blending Option.
Maka akan muncul kotak dialog properties Blending Options. :


Pertama pilih Gradient Overlay, seperti gambar diatas yang dibulati merah, setelah itu klik Gradient hingga muncul kotak dialog Gradient Editor. Lalu pilih dan tentukan warna gradientnya. Setelah selesai klik OK.

Dan untuk mengatur letak gradientnya yaitu dengan cara memutarkan jarum pada Angle misal putar hingga  nilainya 180 Derajat. Setelah selesai semuanya klik OK. Maka hasilnya seperti berikut

Setelah selesai seperti pada gambar diatas, selanjutnya perbanyak layernya menjadi 4 dengan cara mendrag layer kotak yang dibuat ke gambar new Layer. Lihat gambar berikut :


Setelah kotak diperbanyak menjadi 4 buah maka letakan kotak satu persatu seperti pada gambar dibawah ini : Untuk merubah kotak yang vertical menjafi horizontal yaitu dengan cara menekan tombol  CTRL + T lalu putarkan.

Kita lihat kotak yang horizontal gradientnya kurang sesual, maka aturlah Anglenya pada blending Options, Misal Ubah menjadi -90. Lalu kotak horizontal yang dibawah 90. Dan kotak vertikal yang dikiri menjadi 0 derajat. Hingga hasilnya seperti berikut : Jangan lupa simpan layer kotak horizontal diatas kotak vertical seperti pada gambar diatas yang dibulati merah.


Setelah seperti pada gambar diatas maka sekarang langkah terakhir yaitu menghapus pinggir kotak. Pertama klik kanan pada salah satu layer horizontal, lalu pilih Rasterize Vector Mask
Setelah mengklik Rasterize tadi langkah selanjutnya yaitu mengklik menu Poligon Lasso Tool lalu seleksi seperti pada gambar setelah itu tekan tombol DELETE. Lakukan juga pada kotak horizontal yang dibawah. Lihat gambar :
photoshop_09.JPG

Gambar 5.34 Menu menghapus kotak
Setelah selesai semuanya su-dahlah jadi Bingkai Photonya lihat gambar dibawah ini. Cobalah dengan warna gradient yang berbeda dan tambahkan sedikit efek pada menu blending Option.


5.8    Pengambilan gambar Video
5.8.1      Perlengkapan Kamera Video

*       Mempersiapkan peralatan dan Pemeriksaan hardware

Identifikasi kebutuhan peralatan untuk melakukan pengambilan gambar, buatlah ceklist kebutuhan alat Memilih Perangkat Lunak (Software) Standar Multimedia.
Saat ini telah banyak software yang digunakan oleh mengolah data multimedia yang telah jadi. Seperti yang kita ketahui multimedia merupakan satu teknologi yang menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, suara, animasi, video dan sebagainya dimana semua media tersebut ini diolah kembali untuk disatukan sehingga menjadi harmoni dengan menggunakan perangkat sistem komputer.
Perangkat  lunak  multimedia  adalah  komponen-komponen  da-lam  data  processing  system,  berupa program-program  untuk  mengontrol  bekerjanya  sistem  komputer  multimedia.  Perangkat  lunak  ini digolongkan  menjadi  tiga  bagian  yaitu  bahasa  pemrograman  multimedia,  perangkat  lunak  sistem multimedia dan perangkat lunak aplikasi multimedia.

Kamera video dilengkapi dengan beberapa perlengkapan penting, yang masing-masing berperan sama pentingnya untuk kesuksesan perekaman video.
Bila semua petunjuk diikuti, kamera ini akan dapat menghasilkan video yang bernilai profesional.
Penting untuk diperhatikan adalah memberi perhatian yang detail pada prosedur pemakaian dan raih pengetahuan tentang peralatan kamera video. Hal ini terlihat seperti pekerjaan yang menyita waktu dan tidak perlu, namun itulah yang membedakan antara seorang profesional dan seorang amatiran.
Untuk itu penting bagi seorang cameramen untuk selalu menjaga peralatan – bila kita memeliharanya dengan baik, maka kamera akan bertahan lebih lama dan akan menjadi perlengkapan terbaik kita. Peralatan ini dapat menghasilkan bukti yang kita perlukan untuk membuat sebuah dokumentasi yang bernilai lebih.
§  Baterai
Sebelum menggunakan kamera video , pastikan selalu memiliki cukup persediaan tenaga baterai. Baterai kamera mendapat tenaga dari alat pengisi ulang yang dapat digunakan kapan saja dengan cara penggunaan yang sederhana. Setiap baterai memerlukan waktu 1,5 sampai 2 jam untuk mengisi ulang sampai penuh, dan pada kondisi normal pemakaian, baterai ini dapat bertahan antara 2-8 jam.
§  Lampu Kamera
Dalam kondisi cahaya yang redup, lampu kamera dapat memberi kita cahaya tambahan untuk menghasilkan gambar yang baik. Penting untuk diingat bahwa kamera ini tidak sesempurna mata kita, sesuatu yang dapat kita lihat dengan jelas dalam cahaya redup tidak dapat dilakukan oleh kamera tanpa cahaya tambahan. Lampu kamera dipasangkan di bagian atas kamera dan mendapat tenaga dari baterai kamera, sebuah tombol tersedia untuk mengaktifkan lampu ini.

Adaptor DC Kamera
Ketika memungkinkan bisa menggunakan sumber listrik, untuk menghemat lepaskan baterai dan pasangkan kabel adaptor DC ke Kamera dan Sumber Listrik yang tersedia.
§  Tripod
Menggunakan tripod merupakan cara terbaik mendapatkan gambar profesional yang stabil. Dalam hampir semua keadaan, peralatan yang satu ini wajib digunakan. Pastikan kamera terpasang mantap pada pelat dasar kepala tripod.
§  Kaset video
Gambar video akan terekam dalam kaset Mini DV. Karena kaset yang berukuran kecil ini, penting untuk memperlakukannya dengan hati-hati, baik sebelum ataupun setelah perekaman. Jangan sampai kaset ini kotor atau terkena panas atau dingin yang berlebihan.Jangan pernah mencoba membuka badan kaset, atau menyentuh pita kaset didalamnya. Ketika kaset akan disimpan, jauhi dari tempat yang berdebu dan juga dari perlengkapan-perlengkapan listrik.
Kaset ini dapat merekam beberapa kali, namun pastikan bahwa gambar-gambar yang penting tetap tidak terhapus, cari kunci ‘menjaga agar tidak terhapus’ pada kaset tersebut, dan pindahkan pada posisi ‘save’. Jauhkan kaset dari medan magnet (seperti loudspeaker).
Clip Board (Camera, Light, Action)
Camera, Light, Action merupakan sebuah board yang dipakai sebagai identitas pada saat pengambilan gambar. Fungsinya adalah untuk menginformasikan tentang awal scene yang diambil, sehingga pada saat melakukan editing video seorang editor video akan lebih mudah dalam mengenali setiap scene.


*       Pengecekan barang yang harus disediakan untuk memulai pengambilan gambar.
Sebelum memulai pengerjaan buatlah daftar pengecekan alat agar memudahkan memeriksa kelengkapan serta pengecekan apabila ada kehilangan

Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameraman,
Kameraman mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameraman harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Text Box: No Nama Alat Jumlah Kondisi Ket
1 Perangkat Kamera 3 set  Camera mini DV
2 Perangkat Loghting 3 set  Red Head
3 Filter 1  
4 Reflektor 1  
5 Genset 1  
6 Film/kaset produksi   
7 Komputer 2  
8 Payung 2  
9 Clapperboard   
10 Peralatan obyek pengambilan gambar*   
11 Break down sheet   
12 Story board   
Tabel 5.1 Contoh ceklist pemerikasaan barangTeknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita me-nonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :









5.8.2      Sudut pengambilan gambar (Kamera Angle)

*       Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
§  High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
§  Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.

§  Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
§  Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
5.8.3      Ukuran gambar (frame size)
§  Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
§  Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
§  Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
§  Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
§  Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
§  Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
§  Full Shoot (FS)
 Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
§  Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
§  Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
§  1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
§  2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
§  3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
§  Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
5.8.4      Gerakan kamera (moving camera)
*       Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameraman hanya mengoperasikannya saja
*       Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
*       Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
*       Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
*       Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.

*       Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
*       g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
*       Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama kameraman, baik mendekati maupun menjauhi objek.
5.8.5      Gerakan objek (moving object)
§  Kamera sejajar objek.
Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.
§  Walking (In/Out)
Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera. Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen tersebut yaitu :
a. Motivasi
b. Informasi
c. Komposisi
d. Suara
e. Sudut Kamera
f. Kontinuitas
Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameraman yaitu sense of art atau rasa seni, karena gambar yang diambil oleh kameraman merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameraman. Gali terus potensi diri, selamat berkarya, bangun perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.
5.8.6      Text Box:  
Gambar 5.42 Catatan untuk pengambilan gambar.Mengoperasikan clapperboard selama produksi.

*       Camera, Light, Action
Bentuk dari Camera, Light, Action beragam, namun sepintas bentuknya sama. Ada yang hanya berupa papan snap seperti gambar diatas, ada juga yang bentuknya display digital. Informasi yang terdapat dalam Camera, Light, Action adalah:
Kenggunaannya, biasanya seorang sutradara sesaat sebelum pengambilan gambar biasanya telah melakukan pengecekan terhadap seluruh peralatan yang dibutuhkan pada saat syuting.
Dalam hitungan mundur searah dengan kamera yang akan menembak objek dan lokasi, Camera, Light, Action  ditempatkan.
Dalam hitungan mundur   sutradara kemudian berteriak. dan menghitung seperti contoh, “ tiga,…dua… satu action “ maka seorang crew yang memegang Camera, Light, Action  akan menyentakannya untuk kemudian proses pengambilan gambar akan diambil.




*       Mencatat pengambilan gambar
Story board bias juga berfungsi sebagai pencatatan pengambilan  gambar . bentuk story board bermacam macam seperti contoh berikut ini























Storyboard Multimedia Interaktif
Pelestarian Lingkungan
Contoh !


NO.
KETERANGAN
VISUAL
AUDIO
1
Opening
Halaman utama dengan menyertakan :
1.Logo dan nama media
2.Menu-menu berbentuk link
3.Content(isi dari menu-menu link)
4.Informasi tambahan (berita terbaru)
5.Footer(ucapan terima kasih dan hak cipta)
Backsound yang diulang terus menerus


2.
Banner
Banner yang menggunakan animasi yang dibuat menggunakan Macromedia Flash 8 yang menyertakan :
1.Logo
2.Nama media
3.Animasi-animasi yang berbentuk slogan
Backsound
3.
Main Menu
Menu(on link):
1. Halaman Utama
2. Kata Pengantar
3. Tujuan
4. Penjelasan Lingkungan Hidup
5. Glosarium
6. Pra Syarat
7. Dampak Kerusakan Lingkungan
8. Cara penanggulangan Kerusakan lingkungan.
10. Evaluasi dan Latihan Soal
11. Free download soal dan media-media pembelajaran (file type :swf,exe,doc)
12.Penutup
Backsound
5.
Desain Program

Dengan Design Web yang nantinya didalam web tersebut bisa mendownloads file dengan design seperti dibawah ini yang dibuat menggunakan macromedia director


6
Halaman utama
Berisi halaman pembuka dan tuntunan dalam penggunaan program ini
Backsound
47
Kata pengantar
Berisi kata-kata pembuka dari pembuat program yang tidak jauh berbeda dengan kakt pengantar pada proposal

8
Tujuan materi
Berisi tujuan dari pembuatan program dan menjelaskan tujuan tentang pemilihan tema

9
Penjelasan Lingkungan Hidup
Berisi materi mengenai seluruh hal yang berkenaan dengan lingkungan hidup.Pada bagian ini,akan dijelaskan melalui definisi dan arti dari tiap-tiap bahasan.

10
Glosarium
Berisi daftar istilah-istilah penting yang akan dipakai selama proses penjelasan dan pembelajaran

11
Pra syarat
Berisi syarat-syarat yang harus dimiliki masyarakat sebelum memulai menggunakan program ini

12
Dampak kerusakan lingkungan
Berisi tentang contoh-contoh dari efek kerusakan lingkungan yang akan disertai dengan gambar dan animasi tentang efek dari kerusakan lingkungan

13
Cara Penanggulangan kerusakan lingkungan
Berisi cara-cara yang harus dilakukan untuk menanggulangi kerusakan lingkungan yang telah dipelajari pada link sebelumnya

14
Evaluasi dan Latihan soal
Berisi kumpulan soal-soal yang dibuat sebagai evaluasi dari seluruh pokok bahasan yang telah dipelajari

15
Free download soal dan media pembelajaran
Berisi seluruh kumpulan file dan soal latihan tentang pokok bahasan yang dapat dicoba.Juga dapat di download oleh seluruh pengguna.

16
Penutup
Berisi kalimat-kalimat penutup dari pembuat program,dan ucapan terima kasih atas telah digunakanya media pembelajaran ini



Hampir setiap orang terbiasa menyaksikan rekaman video dan tayangan televisi dengan penyajian gambar yang baku dan sempurna. Mereka bisa menilai bagus atau tidaknya, serta enak atau tidaknya sebuah tampilan gambar di layar televisi. Namun pada saat memegang kamera dan merekam video, tidak setiap orang mampu menciptakan gambar yang bagus dan enak ditonton. Bahkan mungkin tidak pernah menyadari bahwa rekaman video yang dihasilkannya tidak bagus dan tidak enak ditonton.
Berikut adalah beberapa contoh kesalahan umum para videografer pemula. Ya, videografer pemula, bukan videografer amatir. Karena yang amatir – Anda mungkin ada diantaranya – belum tentu tidak bisa menghasilkan gambar-gambar profesional.

*       Merekam Gempa Bumi dan Pentas Dangdut
Gempa bumi tidak setiap saat terjadi. Namun, setiap peristiwa atau adegan yang direkam seolah-olah selalu berlangsung pada saat terjadi gempa bumi. Atau seolah terjadi di seputar pentas dangdut.
Semua serba goyang, termasuk videografernya. Gambar-gambar yang selalu bergoyang, tidak stabil, terkadang tidak fokus dan cenderung acak-acakan. Ini adalah bentuk kesalahan mendasar dan kebiasaan merekam tanpa rencana, sehingga merekam apa saja yang ada di depan kamera, namun tidak jelas apa yang menjadi subyeknya. Bahkan mungkin si videografer sendiri tidak tahu apa yang direkamnya.
*       Merekam Sambil Jogging
Kebiasaan merekam video sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kebutuhan, umumnya akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman untuk dinikmati.
Subyek seolah memantul naik turun, disertai goyangan tak beraturan. Merekam gambar dengan pergerakan seperti ini sebetulnya sangat menarik dan memberikan efek dramatis. Syaratnya, stabilitas pergerakan horizontal harus lebih diutamakan sambil sebisa mungkin meminimalisir pergerakan vertikal.

*       Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menembak
Meski sama-sama dilakukan dengan cara membidik, merekam video berbeda dengan menembak. Menempatkan subyek tepat di tengah-tengah bingkai gambar (frame) akan sangat bagus dan tepat sasaran pada saat Anda menembak dengan senapan. Tetapi dalam hal videografi, ini adalah cara pengambilan gambar yang tidak diajurkan, karena hasilnya akan cenderung membosankan. Ini adalah salah satu kesalahan mendasar dalam hal pembingkaian (framing) dan komposisi.
*       Mengikat Diri di Tiang Bendera
Kebiasaan merekam video dengan berdiri terpaku di satu titik, tanpa berpindah posisi, seolah merekam di tengah upacara, dalam kondisi terikat di tiang bendera. Ini akan menciptakan gambar-gambar yang statis dan monoton, karena tidak menawarkan variasi sudut pandang atau komposisi lain yang mungkin jauh lebih menarik. Juga kebiasaan hanya merekam sebatas level pandangan mata (standing eye level), meski sebetulnya akan lebih menarik jika suatu subyek diambil dari sudut alternatif (high angle atau low angle). Bukan sebuah kesalahan fatal, namun sekali lagi cenderung membosankan. Ini adalah contoh kebiasaan salah yang berkaitan dengan sudut pengambilan gambar (angle).

*       Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menyetrika
Zoom adalah fasilitas dasar yang sangat membantu dan memudahkan dalam pengoperasian kamera video. Dengan zooming, kita bisa mendekati subyek (tele) atau menjauhi obyek (wide) tanpa harus berpindah tempat. Namun penggunaan fungsi zoom yang berlebihan dan dengan cara yang tidak semestinya, akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman ditonton. Subyek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi. Maju, mundur, maju lagi, mundur lagi, persis seperti setrika. Ini adalah contoh kesalahan penggunaan fasilitas kamera.
*       Merekam Video di Zebra Cross
Bayangkan seseorang yang akan menyeberang jalan di zebra cross. Tengok kanan, tengok kiri. Merasa belum yakin, tengok kanan lagi, tengok kiri lagi. Bahkan setelah berjalan di zebra cross pun orang masih melakukannya untuk memastikan apakah jalan benar-benar aman. Tengok kanan kiri adalah kebiasaan bagus jika seseorang akan menyeberang jalan raya. Tapi merekam video dengan cara serupa, tidak akan menghasilkan rekaman yang menarik untuk ditonton. Terlalu banyak panning dalam satu shot ( satu ambilan gambar dalam satu rekaman), baik ke kiri ke kanan atau ke atas ke bawah (tilt) adalah contoh kebiasaan buruk dalam merekam gambar. Terlebih jika digabungkan dengan zoom in dan / atau zoom out. Sebuah contoh kesalahan dalam pergerakan kamera (camera movement).
*       Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dengan Memotret
Berbeda dengan kamera foto yang merekam sebuah momen, kamera video merekam sebuah proses dinamis atau aksi (action), sehingga menghasilkan gambar bergerak (dan bersuara). Kebiasaan mengabadikan sebuah momen pada saat memotret, acapkali terbawa pada saat mempergunakan kamera video. Hasilnya adalah hasil rekaman video dengan durasi yang terlalu pendek dalam setiap shot (satu ambilan gambar dalam satu rekaman). Shot yang terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami detil subyek yang ditampilkan. Shot yang terlalu pendek juga akan menimbulkan kesulitan dalam proses pasca produksi (editing).







*       Merekam Tokoh Misterius
Menempatkan subyek penting (umumnya manusia) pada bagian depan dengan latar belakang yang lebih kuat pencahayaannya. Kebiasaan atau ketidaksadaran dengan situasi backlight seperti ini (dan tidak segera melakukan antisipasi), akan menciptakan siluet dan sosok-sosok misterius. Rekaman video yang terlalu sering atau terlalu lama dalam kondisi backlight, sudah Sebuah contoh kesalahan umum dalam hal pencahayaan (lighting). pasti tidak akan nyaman ditonton dan.
Serin terjadi dan cukup menjengkelkan. Yakni, ketika merekam video, mereka cuma merekam 3 detik, lalu off record. Kemudian sekali lagi, ON merekam, cuma 3 detik kemudian off record lagi.
Mata manusia sesungguhnya hanya mampu menyimak sebuah tayangan jika itu melebihi 6 detik. Hitungan 10 detik adalah hitungan paling masuk akal apalagi jika video ini nantinya akan diedit. Jika cuma merekam 3 detik, dijamin mata akan pusing. Adakalanya merekam lebih dari 10 detik karena didepan mata muncul peristiwa bagus yg bisa menghabiskan waktu hingga 30 detik, yaa gakpapa teruskan saja. Namun jangan lebih dari 1 menit untuk satu adegan yg sama karena membuat kebosanan.
Hal-hal yang sering digunakan dalam mengambil gambar adalah :
§  Long Shot atau Full Shot, keseluruhan
§  Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan
§  Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail
§   Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three shot dan seterusnya sebagai gambaran keseluruhan.

*       Level suara (Audio Level)
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas suara juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa suara yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
5.8.8      Cara mengoperasikan kamera
Konektor yang bisa terhubung dengan kamera Panasonic MD10000
- S- Video
- firewire
- USB
- Audio Video

5.9    Tip Praktis Pengambilan Gambar dengan Kamera.

5.9.1      Cara memegang Kamera Video.
Peganglah kamera dengan tepat dan pegangan yang rileks namun kuat. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, sementara tangan yang lain digunakan untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah namun dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.

5.9.2      Zoom.

Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.

5.9.3      Suara
.
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.


5.9.4      Peraturan 10 detik.

Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu kondisi sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama.

5.9.5      Panning dan tilting

Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film.

Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3-5 detik).

5.9.6      Fokus, Exposure dan White Balance (keseimbangan warna) .

Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan

5.9.7      Tanggal dan Waktu.
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950-tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.

5.9.8      Cutaways (gambar pengisi).

Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.




































Comments:

There are 0 komentar for Pengambilan Gambar

Posting Komentar